This is G!

Kronologis

Ceritanya agak repot dan dramatis juga..maklum kelahiran anak pertama, jadi gw dan istri gw belom ada yang berpengalaman.
Berawal ketika sepulang dari Masjid Mujahidin dalam rangka kajian rutin tafsir yang dilanjutkan dengan kajian bersama Dicky Chandra dari ARIMATEA. Waktu itu, sekitar jam 10 malam kami tiba dirumah. Karena lapar gw langsung makan, tapi istri gw malah bolak-balik kamar mandi beberapa kali. Katanya rasanya kepingin pip melulu, gak bisa ditahan. Sampai kesekian kalinya, muncul tanda lain berupa lendir dan bercak darah. Awalnya gw berpikir cuma kecapekan aja karena pulang larut.. tapi tanda-tanda itu gak juga berhenti sampai sekitar jam 11 malam. Istri gw mulai panik, tapi gw sih tenang-tenang aja. Gw bilang, kalo tanda melahirkan itu rasanya sakit dan frekuensinya sering. Kalo belum sakit, berarti masih lama melahirkannya.

Lendir dan bercak darah belum juga berhenti, istri gw makin panik. Dia pun mendesak gw untuk membawanya ke klinik. Waktu itu jam telah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Kami pun melaju dalam kegelapan (agak berlebihan!!). Tiba di klinik, bidan jaga memeriksa sebentar keadaan istri gw. Abis itu dia langsung bilang, "mbak sekarang pulang aja dulu, tidur yang tenang. Melahirkannya masih lama...paling cepat besok sore, paling lambat besok lusa. Nanti kalo udah mo melahirkan biasanya ada rasa sakit seperti mau bab, makin lama makin sering sakitnya. Kalo frekuensinya makin sering, baru kesini lagi. Tapi kalo mbak masih bisa ngomong dan jalan sendiri, biasanya masih lama." (see, what I say!!)

Kami pun pulang…

Besoknya gw tetap ngantor, istri gw di rumah sendiri. Istirahat siang, gw memutuskan membawa istri kembali ke klinik karena daripada sendiri di rumah, lebih baik sendiri di klinik. Sore sekitar jam 16.30 bidan perawat bilang ketuban negatif, tapi bukaan masih kecil.

Jam 18.00 istri gw diangkat ke tempat persalinan. Gw izin sholat maghrib sebelum proses persalinan dimulai. Akhirnya, setelah proses persalinan yang berjalan alot, yang ditandai dengan muntah-muntahnya istri gw (aneh ga?? Masa ngeden nya ke atas bukan ke bawah??!!) alhamdulillah bayi gw keluar dengan selamat. Bayi mungil dengan berat 2.4 kg dan panjang 42 cm itu sehat wal’afiat begitu juga ibunya, meski jahitannya ga kehitung jumlahnya tapi dia sehat.

Hari kesepuluh, waktu gw bikin undangan akikahnya, barulah gw menetapkan namanya “Ghazi Fatah Rahmadanu”. Jadi kalo waktu itu gw bilang namanya ibnu abdurrahman, itu berlaku sementara doang.

Sekarang dia udah hampir 3 minggu, badannya sehat. Walaupun mungil tapi dia sehat. Untungnya dia lahir kecil. Kalo besar pasti usaha istri gw untuk mengeluarkannya lebih susah lagi.
(baca versi lain di sini).